UNHAJNEWS - Kampus UNHAJ Harmonis - Amanah - Jujur - Inovatif. Medan, 03 Oktober 2022 M - 05 Rabiul Awal 1444 H. Hari Kesaktian Pancasila adalah hari nasional di Indonesia yang diperingati setiap 1 Oktober sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 153 Tahun 1967. Ini terjadi setelah Peristiwa Gerakan 30 September yang lebih dikenal sebagai G30S atau G30S/PKI.
Diketahui pada peristiwa tersebut, enam jenderal serta beberapa orang lainnya dibantai sekelompok orang yang menurut otoritas militer saat itu terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia. Gejolak yang timbul akibat G30S/PKI sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh Tentara Nasional Indonesia, sehingga dinamakan Hari Kesaktian Pancasila.
Dimana pada hari tersebut Pancasila memiliki kesaktian yang tak bisa digantikan oleh paham apapun. Hari Kesaktian Pancasila ditetapkan oleh Jenderal Soeharto. Sedangkan untuk Pancasila sendiri lahir pada tanggal 1 Juni 1945, yang mana Presiden Soekarno merupakan penginisasinya.
Meski Presiden Soekarno adalah orang yang menggali adanya Pancasila. Namun saat itu keberadaan Pancasila tidak bisa menjadi pusaka yang begitu sakti. Pancasila lahir secara wajar dan sesuai dengan keadaan yang begitu objektif saat itu.
Akan tetapi dalam perkembangannya ketika masa pemerintahan Soekarno, Pancasila mampu dan bisa diterima oleh bangsa Indonesia sebagai dasar berbangsa dan bernegara. Di pihak lain terjadi rongrongan dan pemberontakan kaum reaksioner DI/TII, PRRI/Permesta serta tindakan pembentukan Dewan Gajah, Dewan Banteng dan lain sebagainya yang kemudian mampu dihancurkan oleh segenap dukungan rakyat saat itu.
Gerakan 30 September menimbulkan beberapa korban seperti enam perwira tinggi dengan pangkat Jenderal, seorang Kapten dan beberapa orang lainnya. Korban-korban tersebut adalah sebagai berikut ini.
Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/ Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi/ Panglima Angkatan Darat)
Mayjen TNI Raden Suprapto (Panglima AD Bidang Administrasi/ Deputi II Menteri)
Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Panglima AD Bidang Perencanaan dan Pembinaan/ Deputi III Menteri)
Mayjen TNI Siswondo Parman (Panglima AD Bidang Intelijen/ Asisten I Menteri)
Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Panglima AD Bidang Logistik/ Asisten IV Menteri)
Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Oditur Jenderal Angkatan Darat/ Inspektur Kehakiman)
Korban dari Gerakan 30 September ini ditemukan pada tanggal 3 Oktober 1965 pada sebuah lubang yang berada di suatu wilayah Pondok Gede. Saat ini lubang tersebut lebih banyak dikenal dengan nama lubang buaya.
Sasaran utama dalam insiden tersebut adalah Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang juga berhasil selamat atas peristiwa yang terjadi kala itu. Namun Lettu CZI Pierre Andreas Tendean dan Ade Irma Suryani Nasution menjadi terbunuh karena salah sasaran.